Transendensi Budaya Pela-Gandong (Studi Filsafat Humanis)

Rumakamar, Suryadi (2023) Transendensi Budaya Pela-Gandong (Studi Filsafat Humanis). Skripsi thesis, IAIN Ambon.

[img] Text
BAB I, III, V.pdf

Download (3MB)
[img] Text
FULL SKRIPSI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Penelitian ini memeliki tujuan untuk mendeskripsikan nilai transcendental atas budaya Pela-Gandong di Maluku, sebegai pusat penelitian yang dilakukan beberapa negeri di Ibu kota Provinsi Maluku, yakni pada negeri Batumerah, Passo, dan negeri Ema dengan pendekatan filsafat humanis. Penelitian ini menggunakan metode pengkajian pustaka dan data empiris yang penulis temui melalui pengamatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasai, wawancara, dan dokomentasi. Hasil penelitian ini menenjukan bahwa Pela antara Batumerah dan Passo adalah bentuk Pela yang sangat kuat secara kultural dan keyakinan. Meskipun dari segi keyakinan agama, Batumera dan Passo berbeda, yakni orang-orang Batumera beragama Islam dan orang-orang Passo beragama Nasrasi. Akan tetapi, bentuk Pela yang ada menjadi suatu simbol yang sangat kuat dalam menyatukan keduanya terutama dalam persoalan kebudayaan dan kemanusiaan. Bentuk gandong antara Batumerah dan Ema bukan saja dilihat dari latar belakang yang membentuk adanya persaudaraan tersebut. Selain dari itu, juga bagaimana msyarakat Batumerah atau pun Masyarakat Desa Ema memiliki kesadaran terhadap pamahaman atas tanggung jawab, hak serta kewajiban antara sesama mereka sebagai masyarakat yang sadar akan realitas budaya, kemanusian, nilai, dan moralitas dalam persaudaraan. Makna transendensial terhadap budaya Pela antara masyakat Batumerah dan Passo bergantung kepada kepercayaan setiap Negeri, sebab selain tatanan kebudayaan Pela yang menjadi penghubung moral bersama, ada juga tatanan keagamaan yang menjadi kekuatan spiritualitas serta membangun sebuah kesadaran yang transendensinya dipahami dan dipercayai setiap penganut agama masing-masing Negeri. Gandong, secara transentensial pada prinsipnya dapat dipahami dalam dua kesadaran, yakni kesadaran pertanggungjawaban secara horizontal, ialah kesadaran akan tanggungjawab kemanusiaan terhadap manusia yang lain. Sementara kesadara atas pertanggungjawaban yang lainnya adalah pertanggungjawaban secara vertical, yakni suatu pertanggungjawaban atas kesadaran sabagai makluk social kepada Tuhan yang disembah sebagai pencipta makhluk. Pandangan dunia islam menganggap suatu hubungan kemanusiaan adalah untuk menabur kebaikan yang sebanyak-banyaknya antar sesama manusia. Dalam moral kemanusia sangat dilarang untuk bermusuhan antar sesama, dengan demikian, dalam pandangan dunia islam menekankan agar melakukan kebaikan demih mengharap ridha Allah SWT. Oleh karena itu, kebaikan adalah jalan ketakwaan menuju kepada Allah SWT.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information/Pembimbing: Pembimbing I : Dr. Ridwan Tuny, M. Si. / Pembimbing II : M. Irham Latuamuri M. Fil. I.
Uncontrolled Keywords: Pela-Gandong, Filsafat Humanis
Subjects: Aqidah Filsafat
IAIN Ambon > Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Aqidah Filsafat
Divisions: Berdasarkan Subyek > Aqidah Filsafat
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Aqidah Filsafat
Depositing User: Yunita Febriani
Date Deposited: 14 Mar 2024 03:16
Last Modified: 14 Mar 2024 03:16
URI: http://repository.iainambon.ac.id/id/eprint/4286

Actions (login required)

View Item View Item